← Back Published on

Bermimpi Lebih Tinggi

Sepucuk surat ini aku tuliskan

Sebagai buah tangan kegelisahan

Tentang sedih, sedu, sedan yang belum sempat tersampaikan

Ingin aku berlari

Melepas semua duri-duri di hati

Mengubur semua skenario yang tak pasti

Mengejar harapan agar kembali

18 tahun sudah aku berdiri

Namun, keresahan ini tak kunjung berhenti

Semakin banyak tanya yang muncul setiap hari

Aku siapa?

Aku harus apa?

Kenapa aku ada?

Untuk apa aku dicipta?

Berjuta kali aku coba menjawab tanya

berjuta kali pula aku ditolaknya

Mereka bilang mimpiku akan terwujud

Mereka hanya lupa dengan mimpi buruk

Sampai kapan aku harus begini?

Terombang-ambing tanpa berbenah diri

Tersesat mencari pengakuan jati diri

Cukup, selesai aku dengan semua ini.

Sebab, perihal sebuah kenangan pasti jauh lebih bermakna

Perihal mengikhlaskan pasti jauh lebih menerima

Perihal memaafkan pasti jauh lebih melegakan

Kami yang akan buktikan,

Bahwa setiap pilu, tetes air mata, danĀ 

pengorbanan tak pernah sia-sia

Untuk seluruh hati yang tersakiti

Tenang kau tidak sendiri

Untuk seluruh jiwa yang teriris

Tenang Kristus pasti obati

Mari membasuh muka dan melukis kembali

Mari bangkit dan berdiri lagi

Akhir kata,

Mari bermimpi lebih tinggi.